Petimang Hana Meu oeh



" Keupe tajak sikula, lon manteng hana sikula kejet keu anggota DPRK ( Dewan Perwakilan Rakyat " Ketua Lom "

Buat apa bersekolah, saya saja tidak sekolah sudah menjadi Anggota DPRK, sebagai ketua lagi. sepintas pernyataan sangat tidak layak dilontarkan oleh seorang penjabat publik, yang mewakili rakyat, dan sangat mengores hati masyarakat yang telah memilihnya dahulu.

Seharus nya memberi contoh yang baik bagi kaulan muda malah menampakkan perilaku yang tidak berpendidik, sesuatu yang kontradiktif memang, tetapi bila melihat kondisi realita yang terjadi selama ini ada benarnya juga pernyataan ini, ada siswa sekolah sma yang bermodalkan ijazah paket C kemudian lulus di fekultas kedoktoran, lalu untuk apa harus mengikuti ujian UN..?

Seorang guru olah raga kemudian dianggkat menjadi camat, seorang Manteri diberi wewenang untuk mengurus pemerintahan, dan seterusnya begitulah yang terjadi, Petani diberi kampak, penebang kayu dikasih cangkul, penempatan seperti inilah yang kemudian dapat dikatakan sekolah atau pendidikan itu menjadi tidak penting.

Kadang koncoisme itu menjadi dominan dalam penentuan keberhasilan bagi mareka yang berlaku curang, Petimang Hana meoh Akhebut Mehmoh,

Kebanyakan kondisi ini terjadi setelah proses pilkada selesai, membagi-bagikan jabatan atau " Politik Balas Budi " Sifat ini akan cenderung tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, maka tunggulah kehancuran akan datang.

Komentar

Postingan Populer