“ Hamparan hati ”
Makin jauh memandang
makin tak terbatas
Mendung, cerah, juga
gelap pekat dan gemuruh
Seperti dunia hati
punya cuaca
Pasang surut luka
lara, kerinduan dan kebingugan
Petir besambar puyuh
riyuh berbelitan, banjir luapan air mata
Sesekali tubrukan
terjadi dalam hati seperti meteor, atau komet
Memercikkan api,
seperti kebencian, dendam atau iri dengki.
Di malam – malam yang
suram
Hati terkucil sendiri,
di kepung kabut, bak langit pekat jauh dari bintang
Jauh dari bulan, jauh
dari kemesraan
Angin tak bergerak,
udara sesak, hatipun menangis, terasing, tergerit,
Berdarah di tikam
rindu.
Lalu di mana ujung
langit dan di mana dasar hati ..?
Karna langit biru ia
membuat ku menangis
Keharuan biru
terbentang dari tempat tampa
ujung-
Ke tempat tampa ujung.
Langit juga sering
mengagumkan
Pesona yang menyerap
pujian, menyerak kesedihan, keriangan,
Gundah gulana,
menyerap ketak mengertian
Lalu hati, langit yang
lain.
Keluasan yang
menyimpan suka duka
Ke gundahan,
kecemasan, gelisah berkepanjangan
Pertanyaan yang tak
berkunjung terjawab
Dalam hati kenangan
membentuk cerita,membentuk sejarah rasa
Sejarah yang di ingat
terus pada saat sendiri.
Hati seperti langit
luas tak terbatas
Hati mengundang
penjelajahan tak usai – usai
Tak sampai – sampai
Terus menyebur cerita
tak habis – habis.
Wassalam.
Komentar
Posting Komentar