“ Lelap ”
Hanya satu, dua teguk
kopi yang tersisa
Tetap setia membasahi
kegersangan tenggorokan yang di landa kekeringan dahaga
Serta sebatang rokok Dji Sam Sue penganjar bibir, agar tak
menyapa
Seterusnya adalah sunyi tampa bunyi
Inilah tabiat malam ia selalu menyanyikan irama hening di
saat menjumpai jula
Manusiapun lelap di buainya
Di luar gelap, mata menatap percik cahanya dari barat
Memberi terang diketika gelap
Hati pun ikut hening, hanya bergeming dengan detak – detak
kecil
Di raut hampa, tampa
siapa menyapa
Malam surut, jangkrik bertaut, Mengatar malam menjumpai
fajar
Pada akhirnya ku sudahi segala aktivitas belajar dengan mata
terpejam
Oleh : Teuku Hendra Keumala
Komentar
Posting Komentar